Minggu, 08 Maret 2009

I love A Happy Ending Story

Saya senang membaca. Mengapa? Saya juga kurang tahu mengapa saya bisa senang membaca bahkan sangat senang membaca. Saya senang hampir kepada semua jenis buku. Namun, saya memang lebih menaruh perhatian pada buku-buku yang bersifat cerita akan sesuatu dimana ada tokoh utama, alur, latar, seting, dan plot. Tentu saja yang di dalamnya terdapat awal atau pembukaan, konflik, dan penyelesaian. Buku dimana terdapat sejuta perasaan yang tergambarkan.
Ya, saya senang membaca buku cerita seperti komik, cerpen, dan novel. Biasanya, setiap cerita akan mempunyai konflik yang melanda sang tokoh utama dimana di akhir cerita akan terdapat penyelesaian pada konflik tersebut. Bagi saya dan mungkin bagi sebagian orang tahap penyelesaian merupakan saat yang ditunggu-tunggu sekaligus saat yang menyedihkan karena harus melepaskan buku tersebut dari tangan saya. Saya sangat senang apabila suatu cerita diakhiri dengan bahagia seperti akhir dari cerita-cerita anak yang berbunyi “and then, they live happily ever after”. Saya, sangat tidak menyukai akhir yang sedih karena itu saya sangat menghindarinya. Jika sudah tau akhir penyelesaian yang ada tidak bahagia maka saya biasanya akn memutuskan untuk tidak melanjutkan membacanya. Menurut saya, hidup di dunia nyata sudah sangat dipenuhi oleh konflik dan penyelesaian yang ada sangat beragam. Tidak pernah selalu bahagia. Walaupun sebenarnya semuanya itu tergantung bagaimana seorang manusia menyikapi akhir dari konflik yang ada, tetapi tetap saja akhir yang sedih bisa datang kapan saja. Karena itulah kita membutuhkan sebuah sarana hiburan. Ya, salah satunya dengan membaca. Jika kita berada dalam suatu akhir yang sedih, dan kita mencari sarana hiburan, kita pasti menginginkan sesuatu yang bisa mengatasi rasa sedih tersebut. Tentu saja bahagia adalah penawar yang sangat ampuh bagi rasa sedih. Karena itu, jika saya membaca sebuah buku yang sedih, hal itu tidak akan memperbaiki mood saya. Karena itu, saya lebih senang cerita dengan akhir yang bahagia. Akhir yang sedih cukup saja ada dalam dunia nyata.

Tulisan lama, kekesalan kurang berarti

Hari selasa jam 22.45 sambil menunggu pelantikan Obama.

Gw lagi sedih, mungkin tepatnya sedang meratapi. hehe. Ini semua karena gw merasa gw sangat tidak beruntung. Kenapa?
Karena hasil IP yang tidak memuaskan. Kenapa tidak memuaskan?
Oke, sebenernya ip gw lumayan (bagus), paling tidak target gw 3,5 tercapai (Alhamdulilah). Namun yang sangat disayangkan adalah hasil ip yang didapat oleh yang lainya di fakultas gw, Fakultas Ekonomi. Hasil nanya-nanya ke orang-orang banyak sekali yang ipnya di atas gw. Bahkan ip 4 udah kayak kacang goreng diobral (ya ini emang agak berlebihan si.hehe.tapi emang banyak yang dapat ip 4).
Ya gw si bakalan terima kalau ternyata ip gw segitu karena emang gw gak ngerti pelajaran dan gak bisa ngerjain soal-soal ujian. Tapi sayangnya gw ngerasa ngerti kok sama mata kuliah yang ada (semoga gw gak takabur) dan pas ujian ya semua berjalan oke-oke saja (semoga gw juga ga takabur lagi).
Inti dari masalah ini adalah dua mata kuliah yang emang bikin senewen.

Pertama, MPKT (Mata kuliah Pengembangan Kepribadian Terintegrasi) 6 sks. Mata kuliah ini semacam pelajaran kewarganegaraan. Isi kuliahnya hanya dua, yang pertama diskusi dan yang kedua presentasi. Tugasnya bisa dibilang banyak dibanding mata kuliah lain ada LTM (Laporan Tugas Mandiri) di setiap bahasan, makalah di beberapa bahasan, dan presentasi yang digilir perorangan. Sebenernya menurut gw, gw bisa mengikuti kelas ini dengan baik. Semua tugas gw kerjakan baik yang sendiri maupun kelompok. Kelompok gw juga bisa dibilang rajin walalupun kalau ngumpul pasti akhirnya ngegosip, tapi semua tugas bisa kami kerjakan dengan (lumayan) baik.hehe. Selain itu gw biasanya aktif diskusi lewat chatting kok. Bahkan untuk menambah nilai, setiap pertemuan presentasi paling gak gw ngasih satu pertanyaan buat yang presentasi (ini saran dosennya sendiri loh, beliau bilang kalau nanya bakalan dikasih tambahan nilai). Nilai UTS gw 85 ( nilai A itu antara 85-100). Dengan nilai dan perjuangan gw yang segitunya ya gw berharap paling ga nilai akhir gw bisa A- lah (gw gak berharap A kok). Tapi ternyata nilai akhir yang gw dapatkan hanya B+. Bayangkan B+ untuk 6 sks. Ck ck ck. Nilai segitu untuk ukuran 6 sks sangat amat menjatuhkan ip sekaliii.
Pertama kali gw liat nilai mpkt gw di siak gw hanya bisa berkata ”Astaghfirullah, gw salah apa ya???”
Kemudian yang terlintas lagi di pikiran gw adalah ”Bapaknya jahaaat bangeeet siiih!!!”
Soalnya yang gw tahu rata-rata nilai mpkt di kelas-kelas lain itu A- lah paling buruk. Ada temen gw yang lain dosen, dia males-malesan banget di kelas mpkt dan nilai akhirnya A-. Bayangkan betapa sakitnya hati gw..hiks.

Kedua, Matek (Matematika Ekonomi dan Bisnis) 3 sks. Dilihat dari namanya ya pasti udah tahu semua orang kalau ini ga jauh-jauh dari matematika (yaiyalah) yang isinya semacam persamaan linear, diferensial, integral, logaritma dan lain sebagainya. Sejujurnya mata kuliah ini yang paling gw yakin hasil akhirnya. Gw ga muluk-muluk kalau gw bilang gw yakin gw bisa mendapatkan A untuk kelas ini. Dari awal gw bisa mengikuti kelas ini dengan sangat baik. Ya, emang dasarnya gw dari jurusan IPA waktu SMA jadi ya gak terlalu susah buat gw. Selain itu, dosen mata kuliah ini emang oke banget, sangat bertanggung jawab terhadap kerjaan yang beliau ambil : mengajar, sangat terbuka dalam menerima kritik dan saran, selalu datang ke kelas, tapi (ya namanya juga manusia) suasana kelas agak tegang juga karena beliau suka nyuruh orang buat maju ke depan ngerjain soal. Masalah mulai datang setelah abis UTS dosennya diganti. Dosen baru ini seinget gw cuma masuk ke kelas setengah dari jumlah keseluruhan pertemuan. Udah gitu orangnya terlalu textbook. Kayaknya yang dicatet di papan tulis cuma kopian dari buku Chiang udah gitu cuma ngasih latihan soal di satu pertemuan dan itu pun hanya dapet 2 soal (bayangkan matematika tanpa latihan soal bagaikan makan tanpa garam.hehe). Orangnya juga kurang mau menerima masukan dari anak-anak kelas gw terbukti dari salah satu kejadian buruk di kelas. Ya intinya sangat berbeda dengan dosen sebelum UTS gw. Cuma ya emang dosen ini keliatan sibuk gitu dan mungkin termasuk orang penting kali ya. Udah gitu, masalah ditambah dengan mba-mba asisten dosen gw tiba-tiba diganti dan mba-mba asisten dosen matek yang baru ini juga sangat sibuk tampaknya. Hanya pernah masuk ke kelas 1 kali. Bayangkan hanya SATU KALI dari sekian banyak pertemuan. Gimana anak kelas gw gak kelabakan coba. Akhirnya temen gw (namanya ATA) berinisiatif untuk ngajakin belajar bareng dengan mengundang anak kelas lain yang terkenal pintar tentunya (yaitu AGUS). Alhasil, alhamdulilah gw bisa mengerjakan soal UAS dengan sangat oke. Walaupun ga akan 100 karena emang udah ada yang salah tapi hasilnya pasti memuaskan (sekali lagi gw ga muluk-muluk, gw bisa mengukur kemampuan gw soalnya). Dan ternyata gw menerima kabar yang sangat tidak menyenangkan.
Tanggal 6 (kalau gak salah, gw udah agak lupa soalnya) adalah hari terakhir untuk masukkin nilai ke SIAK NG (semacam website UI yang di dalamnya kita dapat melihat apa saja termasuk nilai tentunya). Setelah itu, tanggal 12 mahasiswa FE mulai regol (registrasi online untuk milih-milih mata kuliah apa yang diambil sekaligus dosennya). Dan sampai tanggal 14 Januari nilainya gak keluar-keluar juga padahal nilai itu sangat diperlukan sebagai prasyarat gw untuk mengambil mata kuliah mkdb (materi kuantitatif dalam bisnis). Gimana gw gak panik? Akhirnya gw memutuskan untuk menelepon birpen (biro pendidikan di FE). Inti dari telepon itu adalah gw harus ke FE secepatnya untuk ngisi formulir. Ternyata oh ternyata setelah keesokan harinya gw ke FE kerjaan gw Cuma liat nilai matek gw berapa dan gak ada isi-isi formulir. Ya, seperti yang gw bayangkan dan harapkan nilai matek gw adalah A. Saat gw ke FE bapak-bapak birpen juga janji nilai ini akan segera diupload (katanya waktu itu ada masalah jadi gak bisa diupload sama dosennya). Yasudah gw pulang dengan hati riang gembira karena yakin ip gw akan naik. Namun, tanggal 19 Januari nilainya belum keluar juga dan ada temen gw yang bilang kalau nilainya akan dipukul rata B semua satu kelas. Jelaslah gw sangat tidak terima, akhirnya gw menelepon birpen kembali. Ternyata karena regol udah mau ditutup, dan anak-anak kelas gw yang jurusan akun irsnya masih bermasalah karena nilai mateknya belum keluar maka orang birpen memutuskan untuk masukkin nilai B semua untuk satu kelas untuk SEMENTARA. SEMENTARA. Nanti katanya akan diganti lagi untuk anak yang nilainya lebih dari B tapi sekitar satu bulanan lagi. Besoknya nilai B sudah terangkum dalam daftar riwayat gw di SIAK, dan yah seperti yang sudah gw duga, ip gw turun drastisss.
Ya, sekarang gw hanya berharap semoga orang birpen menepati janjinya dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Amin.

Hmmm. Rasanya semua uneg-uneg sudah terlempar.hehe. Sekarang gw akan mencoba untuk bersyukur untuk hasil yang sudah gw terima. Mungkin jangan keseringan ngeliat ke atas terus kali ya, nanti leher bisa pegel, lebih baik sekali-sekali lihat ke bawah dan syukuri apa yang ada karena setelah gw pikir-pikir, ip gw gak jelek-jelek amat kok. haha (menyenangkan diri). Selain itu, lebih baik mulai mempersiapkan diri untuk yang di depan, yang sebentar lagi menghadang, karena liburan sebentar lagi selesai . Yah, yang lalu biarkanlah berlalu walaupun tetap memiliki tempat sendiri di sudut ingatan . Semangat!!!

Pagi, siang, sore, dan malam

Pagi
Adalah awal sebuah hidup
Ada yang bersenang tanpa setitik beban apapun
Tapi ada yang mulai berjuang menghadapi kerasnya dunia

Siang
Adalah pengenalan sebuah hidup
Ada yang berusaha menutupi haus akan ilmu
Ada yang menyiakan emas tanpa haus akan ilmu
Tapi ada yang berjuang mencari ilmu dengan segala keterbatasannya
Tapi ada juga yang hanya mencari emas tanpa hiraukan ilmu

Sore
Adalah titik puncak sebuah hidup
Ada yang menikmati segarnya hasil pencarian ilmunya
Ada yang mati karma semua tlah habis kala siang
Ada yang mengorbankan raga tuk dapat hidupkan keluarganya

Malam
Adalah akhir sebuah hidup
Ada yang bersenang menikmati sisa sore di hari akhir
Tapi ada yang juga masih membanting tulang mencari emas

Aku akan jadi yang mana di setiap waktu?

Dia, yang memberi senyuman

Dia, sebuah senyuman diperuntukkan bagi saya untuk kesekian kalinya. Dia seperti yang saya tulis sebelumnya sangat menyukai senyum. Salah, mungkin yang benar adalah sangat senang melakukan kegiatan tersenyum. Entah kenapa setiap saya melihat dia, pasti dia sedang tersenyum. Dia, berbeda dengan yang lainnya yang mungkin juga senang tersenyum. Dia, tersenyum tidak hanya untuk membahagiakan dirinya sendiri, tetapi juga orang lain. Senyumnya ikhlas tak tergores suatu apapun. Tidak seperti yang lainnya yang juga senang tersenyum untuk meraih sesuatu, dia hanya tersenyum. Tidak seperti yang lainnya yang hanya tersenyum demi sebuah kewajiban dan tanggung jawab, dia hanya tersenyum. Dia, memanjakan semua orang dengan senyumannya. Dia, mengajarkan saya arti dari sebuah senyuman. Senyuman yang bermakna bukan hanya sekedar senyuman. Senyuman bermakna seharusnya dapat memberikan aroma segar kepada orang lain yang melihatnya sampai kapanpun, membekas, terpatri dalam hati. Dia memberitahu saya sebuah senyuman yang tak lekang oleh waktu dapat mengubah hidup yang lainnya. Dia menuntun saya dari yang tak tahu menjadi tahu sebuah makna dari senyumnya.

Senin, 23 Februari 2009

Dia, sang pembeda

Lagi-lagi cerita tentang dia.
Saya dan dia berasal dari dunia yang berbeda atau mungkin tepatnya dari satu tempat yang berbeda. Tidak secara gamblang berarti saya di alam nyata dan dia ada di alam semu. Hanya yang jelas selalu terdapat jarak antara saya dan dia baik dalam bentuk waktu maupun tempat.
Dia adalah satu sosok pembeda bagi saya. Pembeda bagi segalanya tepatnya.
Dia selalu menawarkan saya suatu titik lain dari satu garis panjang yang telah banyak dititikki oleh orang lain.
Karena itu saya ingin mengucapkan banyak terima kasih pada dia karena dapat membawa pikiran saya ke titik lain yang dimana dapat membuat saya lebih baik

Kamis, 08 Januari 2009

If Tommorow Never Comes

Kadang-kadang saat pikiran saya sedang kosong sering terbersit di benak saya bagaimana jika saat ini adalah hari terakhir bagi saya. Kadang terpikir apakah yang sudah saya lakukan sampai saat ini sudah pantas dibawa ke sana? Dan pastinya hati kecil saya akan langsung berbisik ”belum sama sekali”. Jika pikiran itu muncul yang ada di benak saya hanya kebodohan serta perasaan akan waktu-waktu yang hilang karena saya tidak benar-benar menjalani hidup saya ini dengan baik.
Mungkin menjalani hidup dengan baik itu relatif bagi setiap orang. Tapi menurut saya sebagian besar orang akan selalu merasa bahwa kehidupannya belum berjalan dengan baik.

Yah, saya di sini tidak akan membahas baik dan buruk suatu kehidupan menurut pendapat saya karena saya pun tidak tahu seperti apakah kehidupan yan baik itu. Sampai saat ini sayapun hanya merasa saya belum dapat menjalani kehidupan saya dengan baik tanpa tahu (atau pura-pura tidak tahu) mana yang salah.

Di sini, saat ini, saya hanya ingin berbagi apa saja yang ingin sudah saya lakukan ketika besok tidak akan datang lagi untuk saya.
1. Meminta maaf kepada semua orang.
Saya merasa hanya dalam 18 tahun ini saja saya sudah membuat banyak kesalahan baik yang merugikan maupun yang hanya mengecewakan orang lain

2. Mengungkapkan perasaan saya kepada beberapa orang yang sampai saat ini belum terlaksana
Saya ingin agar orang-orang tersebut tahu perasaan saya, baik yang baik maupun yang buruk. Siapa tau orang-orang tersebut dapat mengambil sesuatu yang berharga dari kejujuran saya ;)

3. Membaca 30 juz Al-Quran beserta arti dan tafsirnya
Amin

4. Membanggakan orang-orang yang mendukung saya, orang-orang yang selalu ada ketka saya butuhkan

5. Keliling Indonesia
Saya ingin sekali bisa merasakan aroma dua musim yang berbeda dari timur hingga barat. Menurut saya nilai dari keliling dunia tidak setinggi nilai dari mengelilingi negara saya sendiri ;)

6. Menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dari pendidikan akademik saya dan dari luar pendidikan formal saya

7. Bersama dia. Dia, seseorang yang dapat membuat saya bahagia ketika saya sedih dan menambah kebahagiaan saya saat saya berbahagia

Untuk saat ini yang terpikir oleh saya hanya ketujuh keinginan tersebut. Sebagian dari keinginan tersebut masih sangat abstrak tidak terlalu jelas arahnya kemana karena sejujurnya saya belum siap jika besok tidak datang lagi pada saya. Saya harap saya masih diberikan waktu untuk menyempurnakan keinginan-keinginan tersebut.
Semoga anda sudah siap untuk menyambut hari itu. Kalau pun belum saya tau anda pasti sudah mulai menyiapkan diri anda untuk menghadapi hari tersebut. Hari dimana tidak akan datang hari esok.
Amin

Kamis, 01 Januari 2009

Tahun baru, Awal kehidupan baru

Aku bingung
Antara atas dan bawah
Atas menawarkan emas dan perak
dengan segala kehormatan tertinggi
Suatu kehidupan yang bersinar bagai berlian
Sedangkan bawah memberikan
Sejumput perunggu dan sepinggan tanah
Suatu kehidupan yang tertutup harum tanah

Atau mungkin lebih baik diantaranya?
Agar aku bisa merasa keduanya?
Atau mungkin diatas yang diatas
Atau dibawah yang dibawah?


hehe kadang gw suka bingung aja sama hidup gw. Kadang gw suka gimana gitu kalo ngeliat suatu kehidupan yang di atas gw. Mungkin iri? mungkin kali ya. Gw jadi suka kayak ngerajuk aja kenapa hidup gw sendiri ga kyk gitu. kenapa mereka bisa mudah sedangkan gw harus susah-susah dulu.
Yah, tapi biasanya abis itu gw langsung ingat sama kehidupan-kehidupan yang jauh di bawah gw di luar sana. Terus biasanya gw langsung mikir "tuh ran, masih banyak bgt di luar sana yang hidup susah, ngapain juga lo mesti iri sama hidup lo". Ya mungkin ini juga suatu bentuk pembelaan diri dari rasa iri gw kali ya.
Makanya kadang gw selalu mikir gw ini adalah orang dengan kehidupan yang ada di tengah-tengah mereka. Gak terlalu seneng bgt tapi juga ya gak susah-susah amat.
Ya, mungkin emang gw harus lebih bersyukur apalagi ini tahun yang baru. Awal kehidupan yang baru dan juga jalan yang baru buat gw untuk memutuskan kemana jalannya kehidupan gw. Mungkin diatas, dibawah, ataupun di tengah.

Happy New Year ;)