Jumat, 19 Desember 2008

senaang ;)

senang karena UAS telah selesai
senang karena bisa kembali ke rumah
senang karena bisa santai sampai februari
senang karena liburan
senang karena ingin melakukan hal-hal baru
senang karena lepas dari begadang sepanjang UAS
senang karena akan bertemu orang-orang baru
senang karena sedang menunggu besok yang lebih ceria ;)

Selasa, 09 Desember 2008

dia aku

Dia
bimbang
Aku
ragu
Aku dan dia
Layaknya bintang yang mengambang di langit sana
Menunggu ada yang melihat
Karena sinar lampu memenuhi

Dia, yang saya tunggu

Kembali lagi topik tentang dia.
Beberapa hari yang lalu saya melihat dia. Mungkin dia sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Bedanya dia sekarang ini telah berubah. Mungkin karena terseret arus zaman atau mungkin memang sudah seharusnya dia berubah. Sebelumnya, dia hanya mendatangi saya, tersenyum malu-malu sambil menggerakkan tangannya kesana kemari. Namun, sekarang sudah tidak terlihat lagi rasa malu itu. Dia menatap saya dengan tegasnya, kembali menggerakkan tangan dengan gerakan yang lebih kuat. Dia juga mulai berbicara dengan bahasa aneh. Yang jelas bukan bahasa indonesia. Saya pikir dia belajar dengan tetangga sebelah.
Dia, sejujurnya saya juga bingung ingin mendeskripsikannya. Namun dia selalu saya tunggu kedatangaannya saat saya sedang bosan menunggu

yay

hari ini gw senang sekali.hehe.
Banyak kejadian tidak terduga seharian ini.

Hr kamis UAS semoga semua yang mengikuti UAS sukses

Amin.

9desember2008

Selasa, 02 Desember 2008

Ini Garisan Pertama

Jalan itu masih panjang
Berliku
Ini garisan pertama
Kau jatuh?
Tidak!!!
KAU BANGKIT!!!
Tutup mata dan telinga
Hanya lihat dan dengarkan kau
Bintang lain merah membara
Tapi belum kau
Ini garisan pertama


Saya merasa jatuh karena masih belum bisa

Dia, saat perasaan tidak terakui

Sekarang saya sedang ingin bercerita tentang dia.
Dia adalah seseorang yang sangat berarti bagi saya. Sayangnya saya hampir tidak pernah mengungkapkan rasa sayang saya pada dia. Memang semua ini berawal dari satu ikatan yang tidak dapat saya dan dia pungkiri. Mungkin rasa sayang saya pada dia juga hadir karena ikatan itu. Tapi, yang saya lihat, baik saya maupun dia tidak pernah secara jujur untuk mengakuinya. Saat bertemu, jika tidak bertengkar, saya dan dia hanya terdiam, sibuk dengan urusan saya dan dia masing-masing.
Ya, saya menyayanginya. Bagi saya dia menempati sudut hati saya yang tidak mungkin tergantikan oleh siapapun. Mungkin, jika saya dan dia berpisah nanti saya akan sangat merasa kehilangan. Waktu bertemu yang semakin singkat sekarang ini saja membuat saya merasa kehilangan. Sejujurnya saat saya sedang jauh dari dia, saya tidak merasakan kehilangan, tapi saat saya kembali bertemu dengan dia saya menjadi sangat melankolis, terhanyut oleh perasaan kehilangan yang baru saya sadari.
Saya hanya berharap suatu saat saya dan dia dapat saling mengakui perasaan masing-masing sehingga saat nantinya tiba waktu saya dan dia berpisah untuk mencari kehidupan kami masing-masing, tidak akan ada rasa menyesal yang tertinggal.

Bagi anda, dia mungkin bisa berarti siapa saja. Tapi bagi saya, dia adalah satu orang yang sangat berarti bagi saya.